Slow speed atau SS adalah memotret dengan cara menggunakan shutter speed
yang rendah (nilai besar). Dengan menggunakan teknis slow speed akan
mendapatkan foto yang memiliki kesan lebih dinamis. Pada artikel
memahami shutter speed disebutkan, slow speed digunakan pada kondisi
kurang cahaya, karena shutter dibuka lebih lama agar kamera dapat
mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yang kita inginkan.
Namun dalam fotografi, selain digunakan dikondisi kurang cahaya, teknis slow speed
juga bisa digunakan untuk memberikan kesan dinamis di beberapa obyek
yang bergerak, misalnya air terjun, ombak air laut, pergerakan bintang
dimalam hari dan lain-lain
Hal yang perlu dipahami saat memotret obyek bergerak seperti air, baik
itu di laut, di danau maupun air terjun, harus ada sedikit perhitungan
yg harus dilakukan untuk mendapatkan foto sesuai dengan yang kita
inginkan. Misalnya kita ingin memotret slow speed air terjun
dan kita juga ingin memasukkan batu sebagai foreground di dalam
hasilnya. Artinya kita ingin mendapatkan area tajam/DOF yang lebar. Maka
disarankan menggunakan setingan apperture/bukaan diafragma kecil antara
F16 sampai F22.
Kemudian exposure time atau shutter speed juga harus diperhitungkan
seperti apa hasil foto yang kita inginkan. Semakin deras air terjunnya
semakin sedikit juga waktu yang kita butuhkan untuk membuat air terjun
menjadi halus. Jika kita masih ingin memperlihatkan batu-batu di bawah
air kelihatan detailnya, maka shutter speed 1-3 detik sudah cukup.
Karena jika semakin lama shutter speednya, akan membuat air semakin
halus dan akan mengaburkan batu-batu yang ada di bawah permukaan air.
Posting Komentar